Juni 24, 2025 Oleh admin 0

Suku Sunda hingga Dayak ikut Upacara Adat di Tangkubanparahu, Dorong Peran Aktif Anak Muda Jaga Alam


BANDUNG BARAT – Beberapa ribumasyarakatkelihatan khusyuk dalam ikuti upacara tradisi Ngertakeun Bumi Lamba yang berjalan di Taman Rekreasi Alam (TWA) Gunung Tangkubanparahu, Kabupaten Bandung Barat, Minggu (22/6/2025).

Tidakcumamasyarakat suku Sunda, upacara tradisi yang diadakan tahunan inidituruti oleh beberapa suku, dimulai dari suku Bali sampai Dayak. Figur suku Dayak, Panglima Jilah jugakelihatan dalam serangkaiankhusyuk Ngertakeun Bumi Lamba.

Ketua Panitia Ngertakeun Bumi Lamba, Rakean Radite Wiranatakusumah menjelaskanaktivitas yang ke 17 tahun ini kalidituruti oleh minimal 2.000 peserta.

Mengucapkan syukurdi tahun ini sekitaran 2000 peserta datang, dari perwakilan tradisiterutama perwakilan WargaTradisi Pegunungan, ada perwakilan Gunung Lawu, Selamet, Arjuno, sampai Gunung Batur Bali, dari Dayak diwakilkan Panglima Jilah, Minahasa dari Tondano,” kata Rakean Radite selesaiaktivitas.

Selainnyaritustradisi tahunan, Ngertakeun Bumi Lamba ini kalimengutamakan pesan supayaangkatan muda terturut aktif dalam menjagadan melestarikan alam.

Selainnya menghaturkan doa, meminta keselamatan dankenyamananke Tuhan, kami menggerakkan spirit konservasi itu dapat kita sebarkhususnyakeangkatan muda, membuat kesadaran bersama jika kelestarian alam harus kita menjaga. Itu yang diamanahkannenek moyang dalam Ngertakeun Bumi Lamba,” bebernya.

Iamenambahusahauntukmenjagadan melestarikan alam sudah mendesak agarselekasnyadiawalilewatruang cakuppaling kecil.

Angkatan muda mempunyaiperanuntuk menekan kerusakan alam yang kelihatanmakin masif dari hari ke hari.

“Ngertakeun Bumi Lamba selainnyaadat yang kita gelar tiap tahun, tetapiini kami mengharapmudah-mudahanmenjadi pusat sadar pusat radar dalam membuat kesadaran untuk peduli lingkungan, diawali daridiri sendiri, rumah kita, lingkungan paling kecilsampaisemesta alam,” pungkasnya.

Di lokasiyang masih samafigur suku Dayak, Agustinus Jilah atau Panglima Jilah memperjelasjika, Ngertakeun Bumi Lamba menjadisaranauntukmenjadikan satu budaya yang terdapat di Nusantara.

“Ini ialahsesuatutempattradisi yang menjadikan satu budaya Nusantara yang dipadukan di Ngertakeun Bumi Lamba. Agar negara ini masih tetap damai tenteramdan sejahtera,” kat Jilah.

Panglima Jilah melemparkanhalsamadi manausahauntukmenjagadan melestarikan alam adalahhal mendesak agarselekasnyadilaksanakan oleh semua pihaktermasuk termasuk oleh angkatan muda.

Iajugatidakmenolakbila kerusakan alam tengan terjadi secara tetap di Indonesia.

“Iya. Menjaga alam, alam tidakperlu manusia manusia yang perlu alam,” tutur.

Di lokasiyang masih sama, perwakilan pengurus TWA Tangkubanparahu, Graha Kaban menjelaskanjikafaksinyamemberikan dukungan penuh beberapa kegiatantradisidan budaya yang terkait dengan usahauntukmenjaga kelestarian alam.

Ngertakeun Bumi Lamba adalahrutinitas yang diadakan TWA Gunung Tangkubanparahu.

Pasti kita memberikan dukungan penuh aktivitassemacam ini, ini positif, melestarikan tradisi budaya danmenggemakankonservasi alam,” kata Graha Kaban.